Friday, June 27, 2014

Friday, June 20, 2014

Friday, June 13, 2014

I Think My Love Is You

*══════════*
Prolog
*══════*


I think i saw you in my dream
In order to erase you I tried many different things
Memories of loving you
I guess they are nailed to my heart and can’t be taken out
Each time I try to cut them out, the good memories
Search for you, what do I do?

My heart has become broken
In case I can’t use it ever again
In case I hurt even more
I eventually call out to you, I love you
I love you I love you I love you

If the world ends, maybe I’ll forget you
When I fall asleep, I’ll forget you for a moment
Tears, please bring me my love for a moment
I think my love is you, I think my love is you,
It hurts like crazy but I look for you again

I think my love is you, I think my love is you,
Please bring me my love, I love you
I love you I love you
I love you I love you I love you
I love you

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

*══════════*
Bab Satu
*══════*


"Hei, kau lihat anak itu? Anak itu... psssttt.. pssstttt.."
    "Hei, tidak perlu berkata begitukan?" kataku dalam hati yang tiba-tiba disertai dengan bunyi bel istirahat. Anak-anak segera menyerbu kantin, tapi beda denganku, Karin yang selalu berharap tidak pernah terkena masalah disekolah ini selalu mendengarkan lagu dari MP3ku dan pergi ke halaman belakang yang jarang dikunjungi murid disini. Baru mendengar satu lagu tiba-tiba terlihat seorang cowok yang belum pernah aku lihat disekolah ini mendatangiku dengan raut wajah kebingungan. 
    "Permisi? Bolehkan aku duduk disebelahmu? Tanyanya dengan logat yang sepertinya berbeda dengan daerah kami tinggal sekarang. Aku hanya menganggukkan kepalaku karena tidak mau ambil pusing dan diapun duduk disebelahku. Akupun melamun dengan berbagai macam pertanyaan dikepalaku sambil mendengarkan lagu dari MP3ku lagi hingga aku tidak sadar bahwa dia mengajakku berbicara.
   "Hai, apa kamu mendengarkan apa yang aku katakan?" Tanyanya yang membuatku tersadar dari lamunanku.
      "Huh? Ada apa?"
      "Apa yang sedang kamu lakukan disini? Sepertinya disini jarang sekali ada orang yang kemari?"
    "Menyendiri, ya karena tempat ini lumayan jauh jadi jarang ada yang kemari". Tiba-tiba diapun tidak berbicara lagi. Mungkin karena dia merasa bersalah karena telah menggangguku yang ingin menyendiri. Dengan perasaan bersalah akupun membuka percakapan. "Sepertinya aku belum pernah melihatmu? Atau karena aku selalu menyendiri sehingga tidak tahu apa-apa?".
   "Aku murid pindahan dari Jakarta. Maaf menganggumu, tapi bisakah kamu membantuku untuk mengantarkanku keliling sekolah ini?" Pintanya dengan tatapan yang aku yakin semua cewek yang melihat tatapannya pasti akan terpesona dan tanpa sadar aku pun menganggukkan kepalaku tanda setuju.


***
    Seisi sekolah melihat kami dengan tatapan sinis, lebih tepatnya ke arahku. Bagaimana tidak? Aku yang semula bisa dikatakan tak terlihat dan hampir tak dianggap oleh siapapun termasuk kadang-kadang gurupun demikian, berjalan dengan siswa pindahan yang keren ini. Duniaku serasa hancur. Aku segera menjelaskan detail sekolah ini padanya dengan harapan kami segera berpisah dengan cepat. Tetapi sialnya harapanku meleset.
    "Ada apa? Sepertinya kamu tidak nyaman berjalan denganku? Apakah ada sesuatu yang aneh dengan wajahku?" Tanyanya padaku.
      Entah karena terlalu sibuk memikirkan cara agar dapat segera berpisah darinya hingga hanya diam membisu tanpa sepatah katapun keluar dari mulutku yang padahal aku mendengar kata-katanya itu.
       "Hey ada apa? Apa kamu mendengarkanku?" Kali ini suaranya berubah menjadi nada khawatir. Belum sempat aku menjawab, tiba-tiba bel istirahat telah usaipun berbunyi hingga akupun berpamitan dan segera berlari pergi meninggalkannya menuju kelasku.
      Setibanya dikelas aku segera duduk di tempat dudukku, baru duduk sejenak tiba-tiba cowok keren tadi duduk disebelahku. Entah memang nasib atau hanya kebetulan atau aku yang tidak peduli lagi dengan keadaan sekitarku karena sekitarkupun sepertinya juga tidak memperdulikanku. Ternyata dia sekelas denganku, XI IPA-1 dan dia duduk di sebelahku. Senang? Pastinya. Siapa yang tidak ingin duduk disebelah cowok keren sepertinya tetapi untuk ukuranku itu sebuah petaka pula. Kenapa? karena seperti yang sudah aku katakan, aku adalah anak yang tidak ingin terkena masalah disekolah dan sekarang masalah itu berada tepat disebelahku.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


*══════════*
Bab Dua
*══════*


 *To Be Continue*

Thursday, June 12, 2014

Chocolate Love

(ɔ ˘⌣˘)ɔ Prolog c(˘⌣˘ c)

   Aku duduk termangu di tepi jendela sambil menikmati segelas susu coklat yang panas dan memandangi sebuah foto yang sudah usang. Foto itu kutemukan saat aku sedang membereskan kamar; terletak di tumpukan paling bawah dalam sebuah kotak sepatu tempatku menyimpan segala kenangan masa lalu.
   Kutelusuri permukaan foto tersebut dengan ujung jemariku, mengingat-ingat segala kenangan yang pernah dilewati oleh kami berempat yang sedang berpose di depan kamera pada waktu itu.
    Ellie, yang selalu tersenyum lebar dan bergaya. Seragam putih abu-abu nya sangat pas dibadannya, dengan tren yang selalu ia miliki. Disebelahnya-Cliff, dengan tangan tersampir santai di pundak Ellie. Seragamnya lecek dan kotor hasil pertandingan basket yang dimenangi sebelumnya. Disamping Cliff, Gary, dengan setengah senyum yang ia paksakan. Dan, aku-Evelyn- berdiri dengan senyum dikulum.
   Foto kami berempat, sahabat sejati saat SMA. Saat-saat seragam putih abu-abu mendominasi, hari-hari yang dimulai dengan kejamnya orientasi, perkenalan, persahabatan, dan kenangan manis maupun pahit.
    Kuletakkan kembali foto itu dalam kotak. Pikiranku melayang, kembali pada saat manis dan pahit itu, beberapa tahun yang lalu.


(ɔ ˘⌣˘)ɔ 1 c(˘⌣˘ c)